INOVASI PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK MELALUI TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENDUKUNG LINGKUNGAN BERKELANJUTAN
Kata Kunci:
Biopori, Limbah Organik, Pengelolaan Sampah, Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan BerkelanjutanAbstrak
Permasalahan pengelolaan sampah organik di Desa Karangpawitan, Kecamatan Kawali, semakin kompleks seiring peningkatan jumlah penduduk, intensitas aktivitas rumah tangga, dan kegiatan pertanian masyarakat. Kondisi ini menimbulkan dampak negatif terhadap kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan desa. Untuk menjawab tantangan tersebut, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Galuh menginisiasi inovasi pengelolaan limbah organik melalui penerapan teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai solusi sederhana, murah, dan ramah lingkungan. Kegiatan ini dirancang menggunakan metode deskriptif kualitatif yang meliputi tahap koordinasi, sosialisasi, pelatihan, implementasi, pemantauan, hingga penyusunan panduan dan regulasi desa. Sosialisasi dilakukan secara luas dengan melibatkan pemerintah desa, tokoh masyarakat, kelompok tani, PKK, ketua RW, kepala dusun, serta sekolah dasar dan menengah di Desa Karangpawitan. Hasil kegiatan menunjukkan pembuatan 20 titik LRB pada lokasi strategis seperti pekarangan rumah warga, fasilitas umum, lahan pertanian, dan sekolah. Lubang biopori terbukti mempercepat dekomposisi sampah organik menjadi kompos dalam waktu 2–3 bulan, meningkatkan daya resap air tanah, mengurangi genangan air saat musim hujan, serta menyediakan pupuk organik yang bermanfaat bagi masyarakat. Program ini juga menumbuhkan perubahan perilaku masyarakat, memperkuat gotong royong, membuka peluang usaha mikro berbasis kompos melalui BUMDes, dan menghasilkan rancangan Peraturan Desa (Perdes) serta Peraturan Kepala Desa (Perkades) untuk menjamin keberlanjutan program. Sinergi antara teknologi sederhana, pendekatan sosial, dan dukungan regulatif ini menjadikan biopori sebagai solusi nyata pengelolaan lingkungan berbasis desa yang bersih, sehat, produktif, dan berkelanjutan.
